KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH swt karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kajian
Interdisipliner”. Dalam makalah ini penulis ingin menjelaskan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan kajian interdisipliner dalam bidang linguistik yaitu yang
mencakup sosiolinguistik, semiotik, dan psikolinguistik.
Melalui makalah ini penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengantar
Linguistik Umum yaitu Ibu Suci Dwinitia. M.Pd. karena berkat bantuan serta
bimbingan dari beliau penulis dapat mengetahui tata cara penulisan makalah yang
baik dan benar. Serta yang telah
membimbing penulis saat kesulitan menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam
penulisan karya ilmiah khususnya makalah. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Sebagai manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan pada
makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca atas makalah ini, dan mohon maaf jika isi yang ditulis dalam makalah
ini kurang memenuhi keinginan pembaca serta apabila terjadi kesalahan dalam
sistematika penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk menambah wawasan tentang kebahasaan.
Padang,
Desember 2016
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................
A.
Latar Belakang. ...................................................................................................
B.
Rumusan Masalah ...................................................................................................
C.
Tujuan Penulisan ....................................................................................................
D.
Manfaat Penulisan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN2.................................................................................................
KAJIAN INTERDISIPLINER..........................................................................................
A.
Sosiolinguistik.........................................................................................................
B.
Semiotik...................................................................................................................
C.
Psikolinguistik.........................................................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................................
A.
Saran........................................................................................................................
B. DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, bahasa-bahasa di
dunia ini jumlahnya sangat banyak. Setiap bahasa memiliki ciri khas
masing-masing serta pola-pola tertentu, yang membedakannya dengan bahasa
lainnya. Namun demikian dari banyaknya perbedaan itu, tetap saja akan ditemukan
adanya persamaan-persamaanyang bersifat universal atau umum. Ciri universal
bahasa itulah yang menjadi bahan kajian Linguistik. Sejalan dengan kajiannya
yang bersifat umum, penamaan linguistik
umum sebagai ilmu perlahan –lahan berubah menjadai linguistik umum (general linguistics).
Salah satu kajian yang di bahas dalam
linguistik umum ini adalah kajian interdisipliner. Kajian interdisipliner ini
merupakan kajian gabungan dari dua disiplin ilmu yakni kajian bahasa dan ilmu
lain. Pada kajian interdisipliner ini
hal – hal yang dibahas meliputi
sosiolinguistik, semiotik, dan psikolinguistik.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa arti
dari sosiolingistik serta hal –hal yang berkaitan dengan sosiolinguistik?
2. Apa arti
dari semiotik serta hal – hal yang berkaitan dengannya?
3. Apa arti
dari psikolinguistik dan hal – hal yang berkaitan dengannya?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk memahami apa arti serta hal – hal yang berkaitan
dengan sosiolinguistik.
2.
Untuk memahami apa itu semiotik serta hal – hal yang
bekatian dengan sosiolinguistik.
3.
Untuk mengetahui apa arti serta hal – hal yang
berkaitan dengan psikolinguistik .
D.
Manfaat Penulisan
Supaya menambah pengetahuan kita
sebagai guru dan calon guru Bahasa Indonesia tentang kebahasan atau linguistik
terutama pada bidang interdisipliner dalam linguistik umum. Memahami makna dari
sosiolingistik dan hal – hal yang berkaitan dengannya. Tidak hanya
sosiolinguistik saja menanbah pengetahuan pembaca tentang cabang ilmu bahasa
dalam kajian interdisipliner lainnya. Seperti, memahami maka semiotik dalam
kajian interdisipliner. Serta memahami apa arti dari psikolinguistik dan hal –
hal yang berkaitan dengannya dan dengan cabang ilmu yang lainnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kajian
Interdisipliner
A.Sosiolinguistik
a.Pengertian Sosiolinguistik
Kata sosiolinguistik
merupakan gabungan dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian
yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai lembaga
– lembaga serta proses sosial yang ada di dalam masyarakat (Chaer dan
Agustina,1995:3). Linguistik adalah ilmu bahasa atau bidang yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan
demikian, sosiolinguistik merupakan ilmu interdisiplin yang mempelajari bahasa
didalam masyarak. Sosiolinguistik didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari
ciri dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan diatara para bahasawan dengan
ciri fungsi variasi itu didalam suatu masyarakat bahasa. (Kridalaksana,1978:94)
dalam (Aslinda dan Syafyahya, 2007).
b.Masalah – masalah Sosiolinguistik
menurut Nababan ( 1991; 4) dalam ( Aslinda dan Syafyahya, 2007; 7-10 ).
Masalah – masalah dalam
sosiolinguistik maksudnya adalah hal – hal yang merupakan topik yang dibahas/dikaji
dalam sosiolinguistik. Untuk lebih jelasnya berikut topik – topik yang dibahas
dalam sosiolinguistik:
1.
Bahasa, dialek, dan idiolek
Perbedaan ketiga istilah ini
terdapat pada definisi masing – masing. Jika yang dibicarakan bahasa seseorang
atau ciri khas seseorang individu dalam menggunakan bahasa disebut idiolek. Idiolek
seorang individu akan berbeda – beda dengan idiolek individu lain. jika, idiolek
– idiolek lain dapat digolongkan dalam satu kumpulan kategori disebut dialek.
Jadi dialek itu merupakan ciri khas sekelompok individu/masyarakat dalam
menggunakan bahasa. Dialek ini juga dibedakan atas dua bagian, yaitu dialek
geografis dan dialek sosial. Dialek geografis adalah persamaan bahasa yang
disebabkan oleh letak geografis yang berdekatan sehingga memungkinkan
komunikasi yang sering di antara penutur – penutur idiolek itu. Dialek sosial
adalah persamaan yang disebabkan oleh kedekatan sosial, yaitu penutur – penutur
idiolek itu termasuk dalam satu golongan masyarakat yang sama.
2
3
Dalam kerangka ini, bahasa termasuk dalam
kategori kebahasaan yang terdiri dari dialek tiap – tiap penuturnya saling
mengerti /mutual inteligbility dan
dianggap oleh penuturnya sebagai suatu kelompok kebahasaan yang yang sama. Dengan
kata lain, bahasa terdiri dari dialek yang dimiliki oleh sekelompok penutur
tertentu yang sewaktu berkomunikasi satu sama lain dapat saling mengerti dalam
(Aslinda dan Syafyahya 2007: 8 ).
2.
Verbal repertoire
Istilah verbal repertoire diartkan sebagai kemampuan berkomunikasi yang
dimiliki oleh penutur. Artinya, penutur mampu berkomunikasi dalam berbagai
ragam bahasa kepada pihak lain dalam berbagai ujaran,maka akan semakin luaslah
verbal repertoire yang dimiliki oleh penutur(Alwasilah,1985:68) dalam ( Aslinda
dan Syafyahya, 2007; 8).
3.
Masyarakat bahasa
Masyarakat bahasa adalah sekumpulan manusia yang menggunakan sisitem
isyarat bahasa yang sama Blomfield(dalam Nababan,1991:5). Cerder (dalam
Alwasilah 1985 :41) dalam ( Aslinda dan
Syafyahya, 2007; 8 ) mengatakan
bahwa,masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang satu sama yang lainnya
bisa saling mengerti sewaktu mereka berbicara. Dari dua konsep ahli tersebut
dapat dikatakan, bahwa masyarakat bahasa itu dapat terjadi dalam sekelompok
orang yang menggunakan bahasa yang sama dan sekelompok orang yang menggunakan
bahasa yang berbeda dengan syarat diantara mereka terjadi saling pengertian.
4.
Kedwibahasaan/kegandaan
Kedwibahasaan artinya kemampuan/kebiasaan yang dimiliki oleh penutur
dalam menggunakan bahasa.Kata kedwibahasaan ini mengandung dua konsep, yaitu
kemampaun mempergunakan dua bahasa /bilingualitas dan kebiasaan memakai dua
bahasa /bilingualism. Dalam bilingualitas, dibicarakan tingkat penguasaan
bahasa dan jenis keterampilan yang
dikuasai, sedangkan dalam bilingualism dibicarakan pola – pola penggunaan kedua
bahasa yang bersangkutan, seringnya dipergunakan setiap bahasa,dan dalam
lingkungan bahasa yang bagaimana bahasa – bahasa itu dipergunakan dalam (
Aslinda dan Syafyahya, 2007; 8).
4
5.
Fungsi kemasyarakatan dan
kedudukan kemasyarakatan bahasa adalah suatu topik yang pokok dalam pembahasan
sosiolinguistik
Bahasa adalah suatu topik
yang pokok dalam pembahasan sosiolinguistik. Bahasa memiliki fungsi – fungsi
tertentu dalam pergaulan diantara sesama anggota sesuai dengan kelompuok atau
suku bangsa. Sbagai contoh, bahasa indonesia dapat menjadi bahasa nasional, bahasa
negara,bahasa resmi, dan bahasa persatuan antar suku bangsa.Begitu pula dengan
bahasa minangkabau dapat menjadi bahasa daerah, bahasa pengantar ditingkat
sekolah dasar kelas satu dan dua, bahasa resmi dalam adat istiadat dan lain –
lain. Dalam ( Aslinda dan Syafyahya, 2007; 9 ).
6.
Penggunaan bahasa/etnografi
bahasa
Dalam penggunaan bahasa, penutur
harus memerhatikan unsur – unsur yang terdapat dalam tindakan berbahasa dan
kaitannya dengan atau pengaruh terhadap bentuk dan pemilihan ragam bahasa. Dell
Hymes,1979 dalam (Nababan,1991:7) dalam ( Aslinda dan Syafyahya, 2007; 9) mengatakan,
bahwa dalam penggunaan bahasa ada delapan unsur yang harus diperhatikan sebagai
berikut:
a.Setting dan scan, berhubungan
dengan latar atau tempat peristiwa tutur itu terjadi. Tempat peristiwa tutur
berhubungan dengan Where dan When (waktu bicara dan suasana, kapan dan suasana
yang tepat untuk menggunakan tuturan).
b.Participant, adalah
alat penafsir yang menanyakan siapa saja pengguna bahasa (penutur, mitra tutur,
dan pendengan ).
c.End, mengacu pada
maksud dan tujuan yang igin di capai dalam aktifitas berbicara.
d.Act Sequence, berhubungan
dengan bentuk dan isi suatu tuturan.
e.Key, berhubungan
dengan manner,nada suara, sikap atau cara berbicara.
f.Instrumentalis, berhubungan
dengan channel/saluran dan bentuk bahasa yang digunakan untuk menyampaikan
pesan.
g.Norms, berhubungan
dengan kaidah – kaidah tingkah laku dalam interaksi dan interpretasi
komunikasi. Norma interaksi dicerminkan oleh tingkat sosial atau hubungan
sosial yang umum dalam sekelompok masyarakat.
h.Genre, merupakan
kategori yang dapat di tentukan lewat bentuk bahasa yang digunakan.
7.
Sikap bahasa
Sikap bahasa dikaitkan dengan motivasi belajar suatu bahasa. Pada
hakikatnya, sikap bahasa adalah kesopanan bereaksi terhadap suatu
keadaan.Dengan demikian, sikap bahasa menunjuk
5
pada sikap mental dan sikap perilaku dalam berbahasa. Sikap bahasa dapat
diamati antara lain melalui prilaku berbahasa atau prilaku bertutur.
8.
Perencanaan bahasa
Perencanaan bahasa berhubungan dengan proses pengembangan bahasa, pembinaan
bahasa, dan politik bahasa. Perencanaan bahasa disusun setelah dan berdasarkan
ketentuan – ketentuan yang telah digariskan oleh kebijaksanaan bahasa.
9.
Interaksi sosiolinguistik
Dalam hal ini dibicarakan tentang kemampuan komunikatif penutur. Disamping
itu dibicarakan juga makna yang sebenarnya dari unsur – unsur kebahasaan karena
satu kata /bahasa dapat memiliki makna ganda.Artinya,makna satu kata /bahasa
bergantung pula pada konteks pemakaiannya
10.
Bahasa budaya
Dalam hal ini dibicarakan hubungan antara bahasa sebagai unsur budaya dan
kebudayaan umum. Bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan, segala hal yang ada
dalam kebudayaan akan tercermin didalam bahasa. Bahasa dan kebudayaan selalu
terealisasi secara tumpang tindih. Pengaruh timbal balik antara bahasa dan
kebudayaan dapat dilihat dalam belajar bahasa kedua atau bahasa asing. Pola –
pola komunikasi yang dipengaruhi oleh kebudayaan jelas dapat ditelusuri melalui
pengamatan terhadap kecenderungan – kecenderungan berbahasa (Ohoiwutun, 2002:79)
dalam ( Aslinda dan Syafyahya, 2007; 10 ). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
dikatakan eratnya hubungan antara bahasa dan kebudayaan. Melalui bahasa
seseorang atau masyarakat kita dapat mengetahui kebudayaan orang atau
masyarakat tersebut.
c. Sosiolinguistik
dengan ilmu lain
1)
Sosiolinguistik dengan
sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia sebagai individu
ataupun sebangai kelompok masyarakat. Dengan demikian,objek kajian sosiologi
ialah proses hubungan antar manusia dalam masyarakat. Sosiolinguistik digunakan
untuk membahas aspek – aspek kemasyarakatan, khususnya variasi yang terdapat
dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor – faktor kemasyarakatan atau sosial. Keeratan
hubungan sosiolinguistik dengan
6
sosiologidapat kita lihat dalam penggunaan metode penelitian. Misalnya, dalam
pengumpulan data penelitian, baik sosiologi maupun sosiolinguistikmenggunakan
metode wawancara, rekaman, pengumpulan dokumen, dan sebagainya, sedangkan dalam
pengolahan data menggunakan metode deskriptif (Sumarsono dan Paina, 2002:6)
dalam ( Aslinda dan Syafyahya, 2007;12).
2)
Sosiolinguistik dengan
pragmatik
Bahasa apa yang digunakan oleh masyarakat sehingga komunikasi menjadi
lancar, hal itu merupakan kajian sosiolinguistik. Pengetahuan yang sama – sama
dimiliki oleh pembicara dan mitrawicara sehingga komunikasi menjadi serasi, hal
itu merupakan kajian pragmatik dalam ( Aslinda dan Syafyahya, 2007; 12) .
3)
Sosiolinguistik dengan
antropologi
Antropologi empelajari manusia dan kebudayaan,serta sistem
kemasyarakatan. Antropologi adalah kajian tentang masyarakat dari sudut
kebudayaan dalam arti luas. Kebudayaan dalam arti luas bisa mencakup hal – hal
seperti kebiasaan, adat, hukum, nilai, lembaga sosial, religi, teknologi, dan
bahasa (Sumarasono dan Paina, 2003:13). Dari pengertian itu dapat dilihat hubungan
sosiolinguistik dengan antropologi.Antropologi mengkaji masyarakat dari sudut
kebudayaan.Salah satu unsur kebudayaan adalah bahasa.Artinya,dengan bahasa
masyarakat kita dapat mempelajari kebudayaan. Bagi antropologi, bahasa
seringkali dianggap sebagai ciri penting bagi jati diri sekelompok orang
berdasarkan etnik (Sumarsono dan Paina, 2003:13). Masyarakat dapat
diklasifikasikan berdasarkan etniknya. Setiap etnik jika berkomunikasi dengan
etnik lain itu merupakan kajian sosiolinguistik dalam ( Hp, Ahmad dan Abdullah,
Alek, 2013; 103 ).
B. Semiotik
Semiotik adalah ilmu tanda,istilah ini berasal dari kata yunani ”semeion” yang berarti tanda. Tanda
terdapat dimana – mana ,kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu
lalu lintas, dan sebagainya. Ahli filsafat dari Amerika, Charles Sanders
Peirce, menegaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan sarana tanda, tanpa
tanda komunikasi tidak dapat dilakukan (Zoest,1992 vii). Semiotik atau
semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama.istilah
semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh
ilmuwan Amerika.Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti
‘tanda’ atau’ sign’dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem
tanda seperti:bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Semiotik biasanya
didefenisikan sebagai teori
7
filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda- tanda dan simbol –
simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan
informasi dalam( jurnal Harras, Kholid A dan Bachri, Andika Dutha 2009; 7).
C.Psikolinguistik
Secara etimologis kata
psikolinguistik berasal dari dari dua kata, yakni psikologi dan linguistik ang
sebenarnya merupakan dua disiplin ilmu yang berbeda dan dapat berdiri sendiri. Pada
mulanya istilah yang digunakan untuk psikolinguistik adalah linguistic psychology (psikologi linguistik ) dan ada pula yang
menyebutnya sebagai psychology of
language (psikologi bahasa). Kemudian sebagai hasil kerjasama yang lebih terarah
dan sistematis, lahirlah satu ilmu baru yang kemudian disebut sebagai
psikolinguistik.
Psikolinguistik merupakan
ilmu yang menguraikan proses – proses psikologis yang terjadi apabila seseorang
menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya ketika berkomunikasi
dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (simanjuntak, 1987:1). Aitchison(1984:240),
membatasi psikolinguistik sebagai studi tentang bahasa dan pikiran dalam (Acmad
dan Abdul, Alek, 2013; 104) .
Menurut Aitchison(1972)dalam (Achmad dan
Abdullah,Alek 2013:104) ada tiga hal
yang menarik perhatian psikolinguistik, yakni masalah pemeroleha bahasa, hubungan
antara pengetahuan bahasa dan penggunaan bahasa, dan menghasilkan dan memahami
tuturan.
Cabang Psikolinguistik dalam
(Achmad dan Abdul, Alek, 2013; 105)
Disiplin psikolinguistik
telah berkembang begitu pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin baru
untuk memusatkan perhatian pada bidang – bidang khusus tertentu yang memerlukan
penelitian yang seksama. Subdisiplin tersebur adalah sebagai berikut:
a)
Neuropsikolinguistik, berbicara
tentang hubungan bahasa dengan otak manusia.
b)
Psikolinguistik
eksperimental, berbicara tentang eksperimen – eksperimen dalam semua bidang
yang melibatkan bahasa dan prilaku berbahasa.
c)
Psikolinguistik terapan, berbicara
tentang penerapan temuan – temuan subdisiplin psikolinguistik diatas kedalam
bidang – bidang tertentu, seperti psikologi, linguistik, berbicara dan
menyimak, pendidikan, pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca, neurologi,
psikiatri, komunikasi, dan kesusastraan.
d) Psikolinguistik Teoitis (theorytical
psycholinguistic),mengkaji tentang hal – hal yang berkaitan dengan teori
bahasa, misalnya tentang hakikat bahasa, ciri bahasa manusia, dan sebagainya.
8
e) Psikolinguistik Perkembangan (Development
Psycholinguistic), berbicara tentang pemerolehan bahasa, misalnya berbicara
tentang teori pemerolehan bahasa baik pemerolehan bahasa pertama maupun bahasa
keduan, dan sebagainya.
f) Psikolinguistik pendidikan (Education psycholinguistik), berbicara
tentang aspek – aspek pendidikan secara umum di sekolah, terutama mengenai
peranan bahasa dalam pengajaran
bahasa pada umumnya, khususnya dalam pengajaran membaca, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan berpidato dan pengetahuan mengenai peningkatan
berbahasa dalam memperbaiki proses penyampaian buah pikiran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas
dapat disimpulkan bahwa kajian Interdisipliner dalam linguistik mempunyai tiga
cabang ilmu yang dibahas didalamnya yaitu, sosiolinguistik yaitu ilmu yang
mempelajari bahasa dalam masyarakat, semioti
adalah ilmu yang mempelajari tentang
tanda, dan psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses – proses
psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami
kalimat yang didengarnya ketika berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa
itu diperoleh manusia.
B. Saran
Dalam bidang kebahasaan
khususnya pada kajian Interdisipliner dalam Linguistik banyak hal yang harus
kita pahami dan kita ketahui, terutama bagi guru dan calon guru Bahasa
Indonesia penulis menyarankan untuk lebih menambah pengetahuan tentang ilmu
kebahasaan terutama dibidang kajian interdisipliner pada linguistik.
9
DAFTAR
PUSTAKA
Aslinda dan Syafyahya, Leni. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung:PT
Rafika Aditama.
Harras,Kholid A.dan Bachari Andika
Dutha. 2009. Dasar – dasar
Psikolinguistik. Journal Bahasa Indonesia 1 : 3.http://citation.itb.ac.id/pdf/journal
Bahasa dan Seni/2012.(di akses 18
Desember 2016 pukul 15:13 wib.)
HP, Achmad dan Abdullah, Alek. 2013. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar