Kamis, 13 April 2017

bahasa dalam konteks kode

Bahasa dalam Konteks Kode
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiolinguistik

Dosen Pembimbing : Ria Satini, M.Pd.


index


Disusun Oleh : Kelompok 6
1.          Mutia Zainabe           ( 16080068 )
2.          Sasri Putri Yulia        ( 16080074 )
3.          Shintia Monica          ( 16080078 )
4.          Yola Novita Astuti     ( 16080088 )


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
SUMATERA BARAT
PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT  karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahasa dalam Konteks Kode”,dalam makalah ini penulis ingin menjelaskan apasaja yang termasuk ke dalam bahasa dalam konteks kode dan apasaja penyebab terjadinya.
Melalui makalah ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah sosiolinguistik yaitu ibu Ria Satini ,M.Pd yang telah membimbing penulis dalam tatacara penulisan makalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini bisa di terima dan di mengerti serta bermanfaat bagi pembaca dan tentunya bagi penulis sendiri.
                Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca atas makalah ini guna perbaikan di kemudian hari, dan mohon maaf penulis jika isi yang ditulis dalam makalah ini kurang memenuhi keinginan pembaca serta apabila terjadi kesalahan dalam sistematika penulisan makalah ini.






                                                                                    Padang,    Maret  2017



                                                                                                Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................   i
DAFTAR ISI......................................................................................................................   ii
BAB I  PENDAHULUAN ................................................................................................   1
A.    Latar Belakang........................................................................................................   1
B.     Tujuan Penulisan......................................................................................................   1
C.     Manfaat Penulisan...................................................................................................   1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................   2

A.    Alih Kode................................................................................................................   2
B.     Campur Kode..........................................................................................................   3
C.     Penyebab campur dan allih kode.............................................................................   4

BAB III PENUTUP............................................................................................................   5

A.    Kesimpulan..............................................................................................................   5
B.     Saran........................................................................................................................   5

 DAFTAR PUSTAKA













ii


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa tidak akan terlepas dari kehidupan manusia karena bahasa sendiri adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainya. Banyak nya ragam bahasa manusia membuat manusia juga banyak menguasai bahasa, bahkan ada yang menguasai lebih dari dua bahasa. Dengan kenyataan yang demikian, tak jarang mereka melakukan alih kode ataupun campur kode.Namun, banyak orang tidak dapat membedakan dan memahami antara alih kode dengan campur kode.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis menulis makalah ini untuk menjelaskan apa itu alih kode, campur kode, serta penyebab terjadinya. Supaya kita dapat membedakannya dan dapat menambah pengetahuan kita tentang bahasa dalam konteks kode.





B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari alih kode?
2.      Apa yang dimaksud dengan campur kode?
3.      Apa penyebab terjadinya campur kode?

C.     Tujuan penulisan
1.      Agar memahami pengertian alih kode.
2.      Untuk mengetahui apa arti sebenarnya dari campur kode.
3.      Mengetahui penyebab terjadinya campur kode.
D. Manfaat Penulisan
1.      Menambah wawasan tentang alih kode,
2.      Menambah wawasan tentang campur kode.
3.      Lebih mengerti tentang penyebab terjadinya campur kode itu sendiri.
   
1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Alih kode
Menurut apple ( 1976 : 79) dalam Sari dan Santini (2017:35) mendefisikan alih kode sebagai, “gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi”. Pada ilustrasi diatas kita lihat peralihan penggunaan bahsa dari bahsa sunda ke bahasa indonesia dilakukan Nanang dan Ujang adalah berubahnya situasi yaitu dengan datangnya Togar. Situasi “kesundaan” yang tadinya menyelimuti Nanang dan Ujang berubah menjadi situasi “ keindonesiaan” dengan adanya Togar yang tidak mengerti bahasa Sunda, sedangkan ketiganya mengerti bahasa indonesia.
Berbeda dengan Apple yang mengatakan alih kode itu menjadi antar bahasa, maka Hymes (1875:103) menyatakan alih kode itu bukan hanya terjadi antar bahasa, tetapi dapat juga terjadi antar ragam-beragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam suatu bahasa. Dalam ilustrasi diatas antar ragam santai dan ragam resmi bahasa indonesia. Lengkapnya Hymes menyatakan “code switching has a become common term for alternate us of two or more language, varieties of  language, or even speech styles”
Dari pendapat Apple dan Hymes diatas jelas bagi kita bahwa peralihan bahasa sunda ke bahasa indonesia yang dilakukan nanang dan bujang berkenaan dengan hadirnya Togar, dan peralihan dari ragam santai keragam resmi berkenaan dengan berubahnya situasi dari situasi tidak formal ke situasi formal ( ketika perkuliahan berlangsung , adalah tercakup dalam peristiwa yang disebut dengan alih kode. Dari ilustrasi diatas kita lihat pula dengan pengalihan kode itu dilakukan dengan sadar dan bersebab.
Soewito dalam Chaer dan Agustina ( 1995 : 150 ) membedakan ada dua macam alih kode, yaitu alih kode intern dan alih kode ekstern. Yang dimaksud alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antar bahasa sendiri, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau sebaliknya. Sedangkan alih kode ekstern terjadi antara bahasa sendiri ( salah satu bahasa atau ragam yang ada dalam verbal repertoir masyarakat tuturnya ) dengan bahasa asing.
Banyak alih kode yang menerangkan masalah sebab-sebab alih kode kini, dan secara umum dapat diperinci sebagai berikut :
a.       Alih kode secara tidak langsung kepada lawan bicara
2
3
b.      Ketidakmampuan menguasai kode tertentu
c.       Pengaruh situasi berbicara
d.      Alih kode karena kendor nya penguasaan diri
e.       Pengaruh materi percakapan
f.       Pengaruh hadirnya orang ketiga
g.      Keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kode yang dikuasai lawan bicara
h.      Keinginan mendidik lawan
i.        Pengaruh praktek berbahasa
j.        Bersandiwara atau berpura-pura

B.     Campur kode
Malah hill dan hill (1980;122) dalam Sari dan Satini ( 2017 : 36)  dalam penelitian mereka mengenai masyarakat billigual bahasa spanyol dan nahualidi kelompok indian meksiko , mengatkan bahwa tidak ada harapan untuk dapat membedakan antara alih kode dan campur kode. Kesamaan yang ada antara alih kode dan campur kode adalah digunakan dua bahasa atau lebih, atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur . banyak ragam pendapat mengenai beda kkeduannya .
  Namun yang  jelas, kalau dalam alih kode setiap bahasa atau ragam bahasa yang dengan sadar ,dan senggaja dengan sebab-sebab tertentu , seperti yang sudah dibicarakan di atas . sedangkan di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang di gunakan dan memiliki fungsi dan ke otonomiannya , sedangkan kode-kodw lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalahberupa serpihan-serpihan (pieces) saja , tanpa fungsi atau ke otonomian sebagai sebuah kode
Thelander(1976;103) dalam Sari dan Satini ( 2017:37) mencoba menjelaskan perbedaan alih kode dan campur kode ,bila dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa bahasa lain , maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode . fasold(1984) menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan campur kode darih alih kode , kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa dia telah melakukan campur kode . tetapi apabila satu klausa jelas-jelas memiliki struktur gramatika satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut struktur gramatika bahasa lain , maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode .

4
             Di dalam campur kode ciri-ciri ketergantungan di tandai dengan adanya hubungantimbal balik , antara peranan dan fungsi kebahasaan . peranan maksudnnya yang menggunakan bahasa tersebut , sedangkan fungsi kebahasaan berarti apa yang hendak di capai oleh penutur dengan tuturannya . seorang penutur yang banyak menguasai bahasa akan mempunnyai kesempatan bercampur kode lebih banyak dari pada penutur yang hanya mengguasai satu atau dua bahasa saja, tetapi tidak berarti bahwapenuturyang mengguasai lebih dari 28 banyak bahasa selalu banyak bercampur kode . sebab yang hendak dicapai oleh penutur dengan tuturannya sangat menentukan pilihan kebahasaannya .
C.                   Penyebab Campur Kode
Penyebab campur kode pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua tipe yaitu tipe yang berlatarbelakang padasikap dan tipe yang berlatar kebahasaan , kedua tipe tersebut saling bergantung dan tidak jarang bertumpang tindih .yang menyebabkan dapat terindentifikasi,karena (a) identifikasi peranan (b) identifikasi ragam. adapun umtuk ukuran identifikasi peranan adalah sosial, adalah registral dan edukasional, identifikasi ragam ditentukan oleh bahasa dimana seorang penutur melakukan campur kode yang akan menempatkan dia didalam hierarki status sosialnya.
        Menurut (suwito, 1985:77-78)  dalam Sari dan Satini ( 2017: 38) membicarakan campur kode kedalam dan campur kode keluar, adapun pengertian campur kode keluar adalah menandai sikap dan hubungan orang lain dan sikap hubungan orang lain terhadapnya. Misal campur kode dengan unsur-unsur bahasa arab 30 memberikan kesan bahwa dia orang muslim atau pemuka agama. Campur kode kedalam adalah penutur menyisipkan unsur-unsur bahasa daerahnya kedalam bahasa nasional, unsur-unsur dialeknya ke dalam bahasa daerahnya atau unsur-unsur ragam dan gayanya kedalam dialeknya. Dalam pemakaian bahasa jawa pemilihan variasi bahasa seperti pemakaian bahasa ngoko, madya, krama.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Dari penjelasan di atas dapatlah kita ambil simpulannya bahwa alih kode itu merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi dan terjadi dengan sadar dan bersebab. Sedangkan di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi keotonomiannya. Penyebab terjadinya campur kode itu sendiri pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua tipe yaitu tipe yang berlatar belakang pada sikap dan tipe yang berlatar belakang pada kebahasaan.
B. Saran
            Dengan banyaknya hal – hal yang masih belum diketahui dalam bidang kebahasaan khususnya pada bidang sosiolinguistik,  penulis menyarankan pada pembaca agar lebih banyak lagi membaca hal – hal yang berhubungan dengan kebahasaan khususnya sosiolinguistik. Karena sosiolinguistik ini sangat penting bagi kita sebagai manusia untuk acuan kita berinteraksi dan bersosialisasi dengan manusia lainya.










5
DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Suatu Pengantar . Jakarta: Rineka Cipta.
Sari, Asri Wahyuni dan Ria Satini. 2017. Bahan Ajar Sosiolinguistik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar